KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Allah swt
yang maha kuasa karena atas berkat rahmat dan karunia yang telah diberikanNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini saya
susun secara sederhana.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
pengetahuan dan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan dampak yang positif
dan bermakna dalam proses belajar mengajar dalam perkuliahan. Dari lubuk hati
yang paling dalam sangat saya sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kepada setiap pembaca diharapkan saran dan kritik atas
kekurangan makalah ini.
Pekanbaru, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. . Latar Belakang....................................................................... 1
B.... Rumusan Masalah................................................................... 1
C.... Tujuan Pembuatan
Makalah................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A... Pengertian Keluarga............................................................... 3
B.... Tujuan Keluarga..................................................................... 4
C.... Peran Keluarga....................................................................... 4
D. . Bentuk Keluarga..................................................................... 5
E. .. Fungsi Keluarga...................................................................... 7
BAB III PENUTUP 10
A... Kesimpulan............................................................................. 10
B.... Saran....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sangat berperan dalam kehidupan seseorang,
terutama orang tua sebagai lingkungan yang pertama dan sangat utama dimana anak
dapat berinteraksi dan sebagian besar kehidupan kita dimulai dalam keluarga.
Keluarga merupakan masyarakat terkecil yang sangat penting dalam membentuk
karakter dan kepribadian seseorang yang menjadi wujud nyata peran serta pada
setiap anggota keluarga. Keluarga juga lingkungan dimana seseorang anak untuk
pertama kalinya mengenal orang-orang disekitarnya sebelum berinteraksi ke
masyarakat luas. Pada Negara Indonesia keluarga tidak hanya terdiri atas ayah,
ibu, dan anak tetapi juga nenek, kakek, paman, bibi, serta semua yang ada
ikatan darah dan ikatan perkawinan.
Berikut ini Khadist yang
menyatakan tentang keluarga :
Hak suami atas istri adalah istri hendakn ya menyalakan lampu untuk
nya, memasakkan makanan, menyambut nya di pintu rumah saat ia datang,
membawakan untuknya bejana air, dan kain sapu tangan, lalu mencuci tangan dan
mukanya, dan tidak menghindar saat suami menginginkan dirinya kecuali ia sedang
sakit. (Makarim Al-Akhlak).
Orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya sama dengan orang
yang pergi berperang di jalan Allah SWT. (Makaim Al-Akhlak).
Laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas
keluarganya, menyayangi dan tidak berlaku zalim pada mereka. (Makarim
Al-Akhlak).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian keluarga ?
2.
Apa tujuan keluarga ?
3.
Bagaimana peran keluarga ?
4.
Apa saja bentuk-bentuk keluarga
?
5.
Bagaimana fungsi keluarga ?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1.
Agar kita mengetahui tentang
peran keluarga dan dapat mengaplikasinya dalam kehidupan.
2.
Agar dapat mengetahui
fungsi-fungsi keluarga dan bentuk-bentuk keluarga.
3.
Untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah : PAUD dalam keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Berikut ini adalah
beberapa pengertian keluarga diantaranya :
1.
Menurut para ahli
Schiffman dan Kanuk (2007)
Keluarga adalah dua
orang tua lebih yang saling berinteraksi dan mempunyai ikatan darah,
pernikahan, atau pengabdosian serta tinggal secara bersama-sama.
Depkes RI (1998)
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Ivey, Simek-Morgan (1993)
Keluarga merupakan
suatu system dimana didalamnya terdapat hubungan yang spesifik, aturan-aturan,
dan peran-peran, dari masing-masing anggota yang memiliki keunikan tersendiri.
Suryanto (2008)
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapak, ibu, anak, dan lain-lain
(kakek, nenek, dan sebagainya) yang hidup dibawah satu atap dan saling
berhubugan.
Vembriarto
Keluarga
adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai
ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
Tirtaraharja (1994)
Keluarga
diartikan sebagai kelompok primer yang terdiri atas sejumlah orang, karena
hubungan semenda dan sedarah.
Soelaeman
(1994)
Keluarga adalah
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling
mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.
Friedman (1998)
Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi
pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga.
2.
Secara umum
Keluarga dimulai dengan sepasang suami istri dan menjadi
lengkapdengan hadirnya anak. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
dananaknya disebut keluarga inti. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil
dalammasyarakat keluarga juga merupakan Keluarga adalah unit terkecil dari
satuan masyarakat, yang terdiri dari Bapak, Ibu, dan Anak. Ketiga komponen ini
mempunyai pola interaksi timbal balik. Pola hubungan tranaktif (tiga
arah) antara ibu, ayah dan anak sangat diperlukan.
B. Tujuan Keluarga
Tujuan
keluarga adalah sebagai berikut :
1.
Mengharap ridho dari Allah SWT.
2.
Menghindari terjadinya
kecurigaan yang dapat menimbulkan fitnah sehingga merugikan diri sendiri,
keluarga, maupun masyarakat.
3.
Menghindari terjadinya
perzinahan.
4.
Meneruskan keturunan.
5.
Sebagai pelindung dan tempat
berbagi dalam suka maupun duka.
6.
Untuk mengatur hubungan antara
laki-laki dan perempuan berdasarkan pada asas saling menolong dalam wilayah
kasih sayang dan cinta serta penghormatan.
C. Peran Keluarga
Berikut
ini adalah beberapa peran keluarga diantaranya :
1.
Peran ayah sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga, anggota
dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat.
2.
Peran ibu sebagai isteri, ibu
dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik dan pelindung bagi
anak-anaknya, anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat serta berperan
sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
3.
Peran anak-anak sebagai
pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik,
mental dan spiritual.
D. Bentuk Keluarga
Di Indonesia
terdapat beberapa bentuk atau tipe keluarga diantaranya sebagai berikut :
1.
Keluarga Batih (Nuclear family)
Keluarga batih merupakan satu unit
keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. keluarga batih tidak
menjalin hubungan fungsional yang berorientasi pada kerabat dari keluarga salah
satu pihak (Goode dalam Fatchiah, 2009). Tipe keluarga ini sebagai proporsi
dari semua bentuk famili yang telah berubah dan berkembang.
Keluarga batih sebagai keluarga inti
memiliki keunggulan yaitu keakraban yang terjalin dalam hubungan satu anggota
keluarga dengan anggota lain.Keakraban dapat menciptakan suatu komunikasi yang
baik satu dengan yang lain. Disamping keunggulan dalam komunikasi, keluarga
batih d satu sisi memiliki kekurangan yaitu keterbatasan anggota dalam keluarga
sehingga interaksi yang terjadi hanya terbatas pada mereka saja. Keterlibatan orang
yang di luar keluarga akan sangant sulit diterima oleh keluarga tersebut.
2.
Keluarga luas (Extended Family)
Keluarga luas terdiri atas beberapa
keluarga batih. Salah satu cirri keluarga luas adalah joint family, yang
terdiri atas bebrapa orang kakak beradik beserta anak-anak mereka, dan saudara
kandung perempuan mereka yang belum menikah (Sunarto, 2000). Keluarga luas
merupakan keluarga yang di dalamnya termasuk sejumlah keluarga, ini adalah
salah satu ciri dari keluarga Indonesia, dimana ikatan darah menjadi pemerasatu
dalam hubungan satu dengan yang lain. Apabila ditinjau dari sudut hubungan atau
interaksi satu keluarga dengan keluarga yang lain sangat erat. Bahkan satu
keluarga batih dapat juga menjadi penentu dalm pengambilan keputudan pada
keluarga yang lain. Hal tersebut menjadi salah satu kelebihan dari hubungan
dalm keluarga luas. Namun, terdapat pula kelemahan dari bentuk keluarga ini.
Kelemahan yang dapat terjadi adalah turut campur dari keluarga lain dapat
menjadi ketidakefektifan dalam pengambilan
keputusan. Hal ini dikarenakan setiap orang dalam keluarga berbeda pandang
terhadap satu pesoalaan, sehingga hal tersebut memerlukan suatu kesepakatan dan
musyawarah mendalam dalam setiap pengambilan keputusan.
3.
Keluarga konjugal atau
pertalian(conjugal family)
Keluarga ini terdiri atas pasangan suami
istri beserta anak dan mempunyai hubungan dengan kerabat dari keluarga yang
berorientasi pada salah satu atau dua belah pihak (Goode dalam Fatchiah, 2009).
Keluarga kunjugal yang sering kali kita temui adalah adanya kerabat (bukan dari
ikatan darah) yang tinggal dengan keluarga tersebut. Apabila ditelaah kehadiran
orang lain dalam keluarga ini, maka dapat menimbulkan situasi yang tidak nyaman
dalam keluarga. Hal ini dikarenakan anggota keluarga tidak begitu mengenal
orang yang tinggal dengan kluarga tersebut. Mereka hanya mengetahui bahwa si X
adalah keluarga dari ayah atau ibu dan hubungannya hanya sebatas kekerabatan.
Misalnya hanya karena satu daerah, sudah dapat disebut dengan keluarga.
Tujuannnya adalah memberikan bantuan kepada mereka karena alasan-alasan
tertentu. Sikap dari keluarga yang menjadi tempat tinggal kehadiran kerabat
dapat berbeda-beda, ada yang dapat menerima, ada yang acuh, ada yang tidak setuju. Perbedaan sikap
tersebut dapat menimbulkan konflik dalam keluarga. Oleh karena itu, sebelum
benar-benar memutuskan untuk menerima seseorang, setiap anggota keluarga perlu
untuk mediskusikannya.
4.
Keluarga dengan orang tua
tunggal (Single parent family)
Keluarga dengan orang tua tunggal
merupakan keluarga yang hanya satu dari orang tua yang tinggal bersama anaknya
(mungkin ibu, mungkin ayah) dan bertanggung jawab sepenuhnya atas anak setelah
kematian pasangannya, perceraian, atau karena kelahiran anak diluar nikah
(Hurluck, 1978).
Terdapat
beberapa alasan terbentuknya keluarga dengan orang tua tunggal diantaranya
sebagai berikut :
Menjadi orang tua tunggal
karrena kehilangan akibat kematian satu pasangan atau perceraian menjadikan
seorang single parent. Dimana setelah kematian pasangan hidupnya atau terjadi
perceraian, dia enggan untuk menikah lagi. Ini sering didapati oleh wanita yang
ditinggal oleh suaminya, baik ditinggal mati maupun cerai sehingga mereka lebih
memilih untuk hidup sendiri dan membesarkan anak-anakna.
Menjadi orang tua tunggal karena
eorang wanita melahirkan anak diluar pernikahan sah dan harus membesarkan
anaknya. Hal ini dikarenakan karena si ayah tidak bersedia atau menolak untuk
bertanggung jawab atas perbuatannnya.
Menjadi orang tua tungggal tidaklah mudah, terutama pada
ibu yang harus membesarkan dan membiyai anaknya sendiri. Apalagi bila si ibu
bekerja sepanjang hari untuk menghidupi keluarganya, seberapa keras ibu bekerja
tidak menjamin dia dapat mengatasi keuangan keluarga. Segala beban dan tanggung
jawab sebagai orang tua tunggal, menjadikan mereka mengalami tekanan-tekanan
baik secara material maupun psikologis.
E. Fungsi Keluarga
Menurut Benokraitis (2009) mengemukakan lima fungsi dari
keluarga :
Mengatur aktivitas seksual
Setiap masyarakat mempunyai norma atau aturan dalam hubungan
seksual. Terdapat banyak hubungan seksual yang melanggar hokum dan norma yang
berlaku dimasyarakat tertentu. Misalnya hubungan seksual yang terjadi antara
saudara sedarah atau dikenal dengan istilah inces (incest), seperti hubungan
antara kakak dan adik, ayah dan anak kandung, paman dan keponakan, kakek dan
cucu.
Sebagai tempat anak
bersosialisasi (bermasyarakat)
Keluarga merupakan tempat pertama anak belajar bersosialisasi. Anak
menyerap banyak hal dari keluarga seperti sikap, keyakinan, serta nilai-nilai
dalam keluarga, dan anak juga belajar kemampuan dalam berinteraksi yang kelak
dapat bermanfaat dalam kehidupannya dimasa mendatang. Namun, tidak semua aturan
dan tanggung jawab berhubungan dengan peran dalam keluarga dapat dipahami anak
dengan jelas, karena bentuk atau struktur dari keluarga berkembang dan berubah.
Misalnya, bila dalam suatu keluarga mengalami perceraian atau pernikahan
kembali, hal ini tentu saja dapat menimbulkan peran baru yang mungkin lebih
membingungkan anak sehingga dapat terjadi
perseliihan antara anak dan orang tua kandung, atau anak dengan ayah atau ibu
tiri. Hal tersebut menimbulkan pertentangan dan ketidakharmonisan dalam
keluarga tersebut.
Jaminan dan keamanan secara
ekonomi
Keluarga sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan baik itu keamanan
dan stabilitas finansial seperti makanan, perlindungan, pakaian, dan
sumber-sumber materi untuk kelangsungan hidup. Pada kehidupan tradisional
keluarga, biasanya suami sebagai sumber penghasilan utama dan istri sebagai ibu
rumah tangga dan mengasuh ank-anak. Namun, seiring dengan perubahan kehidupan
keluarga saat ini, peran ibu saat ini mulai berubah, tidak lagi tinggal di
rumah dan menjaga anak-anak. Tingginya pengangguran, ketidakcukupan penghasilan
dan gaji, serta ketidaksesuaian pekerjaan mengharuskan ibu bekarja diluar rumah
walaupun mereka ingin atau tidak.
Pemberi dukungan emosional
Keluarga adalah kelompok utama yang penting karena keluarga
memberikan dukungan, cinta, dan kebutuhan emosional yang membuat anggota
keluarga terpenuhi kebutuhannya, sehingga membuat mereka bahagia, sehat, dan
aman.
Tempat status sosial
Kelas sosial dapat dikategorikan sama dengan tingkat dalam
kemasyarakatan yang terkait dengan kekayaan, pendidikan, kekuatan, preside, dan
sumber nilai-nilai. Kelas sosial dapat mempengaruhi kehidupan keluarga.
Misalnya, dari mana asal keluarga, berapa jumlah anak, bagaimana hubungan orang
tua dan anaknya, hingga bagaimana pasangan saling berinteraksi yang dapat
mencerminkan kelas dan status sosial keluarga.
Menurut Friedmen
(1992) fungsi keluarga antara lain sebagai berikut :
Fungsi efektif
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota keluarga agar dapat
membentuk identitas diri dan saling berbagi saat terjadinya masalah.
Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
Funsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuhkembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan dimasyarakat.
Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan, dan memerlukan lingkungan
untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tempat beristirahat untuk kelangsungan
hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama untuk
pembentukan karakter dan pribadi anak. Apabila anak dibesarkan dan dididik
dalam lingkungan keluarga yang harmonis, saling menghargai diantara anggota
keluarga maka akan tercipta masyarakat yang harmonis saling menghargai, dan
saling mengasihi.Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga secara garis besar
karena tidak adanya komunikasi, saling pengertian dan saling menghargai sesama
anggota keluarga. Keluarga adalah segalanya bagi kehidupan kita, keluarga
tempat berbagi baik suka maupun duka.
B. Saran
Hendakya
kita mewujudkan peran kita sebagai seorang anggota keluarga sesuai dengan peran
yang kita punya agar terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Agar kita merasa bahagia dengan keluarga yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Eshan. Hakekat
Keluarga.Http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR PEND luar biasa/195707121984032-EHAN/hakekat_keluarga.pdf//diakses
tanggal 25 juni 2012.
Fatchiach E. Kertamuda. 2009. Konseling
Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Salembahu Manika.
Mawardi. 2010. Pendidikan
Agama Islam. Pekanbaru : Unri Press.
Syaikh Kamil Muhammad. 2008. Fiqih
Wanita. Jakarta : Pustaka Al- Kautsar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar